Salamat Datang Di Blogscoz Nam Pat

Jumat, 14 Desember 2018

Hakikat Keterampilan Berbahasa #Tugas


Modul 1
HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA


Kegiatan Belajar  1

PENGERTIAN DAN MANFAAT KETERAMPILAN BERBAHASA

1.             Pengertian
Keterampilan berbahasa ada empat aspek yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan memebaca. Dalam berbicara, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya dalam menulis si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan bahasa tulis. Di puhak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain.


Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memilki keterampilan dalam melakukan proses decoding.

2.              Manfaat Berbahasa
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan masyarakat yang keberhasilanya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara, guru, dan wartawan.




Kegiatan Belajar 2

ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

Ada empat aspek ketarampilan berbahasa Indonesia, yaitu mendengarkan, (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif. Untuk menguasai keempat jenis keterampilan berbahasa tersebut seseorang harus menguasai sejumlah keterampilan mikro.

Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang sangat erat kaitanya. Berbicara bersifat produktif, sedangkan mendengarkan bersifat reseptif. Dua jenis keterampilan berbahasa lainya, yaitu menulis dan membaca. Keduanya merupakan jenis keterampilan berbahasa ragam tulis. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca bersifat reseptif.


A.            Mendengarkan
Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptip. Dengan demikian, mendengarkan disini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari begitu komleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengarkan tersebut.

B.            Berbicara
Sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu :

a.       Situasi interaktif
Misalnya percakapan secara tatp muka dan berbicara lewat telepon yang menginginkan adanya pergantian antara berbicara dan mendengarkan, dan juga menginginkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo dari lawan bicara.

b.      Semiinteraktif
Misalnya, dalam berpidato dihadapan umum secara langsung.

c.       Noninteraktif
Misalnya, berpidato melalui radio atau televise.

C.           Membaca
Membaca adalah keterampilan resentif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Tetapi pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimakdan berbicara.

D.            Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang peling rumit diantara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata, kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.






Kegiatan Belajar 3

KETERKAITAN ANTAR ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

A.            Hubungan Berbicara Dengan Mendengarkan
Menurut brooks dalam tarigan (1994:3), berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi 2 arah yang langsung. Apabila kita amati peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi dalam masyarakat, pernyataan brooks itu benar untuk peristiwa komunikasi dalam situasi interaktif.

B.            Hubungan Mendengarkan Dengan Membaca
Seperti telah disinggung pada bagian terdahulu, mendengarkan dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat resentif. Mendengarkan berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis.

C.            Hubungan Membaca Dengan Menulis
Telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa baik membaca maupun menulis merupakan aktivitas bahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan bahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca merupakan kegiatan bahasa yang bersifat reseptif. Seorang menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang membaca guna memahami gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.

D.            Hubungan Menulis Dengan Berbicara
Subyakto-Nababan (1993:153) dan tarigan (1994:10) menjelaskan bahwa baik berbicara maupun menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara merupakan kegiatan berbahasa ragam lisan, sedangkan menulis adalah kegiatan berbahasa ragam tulis.

Modul 2
KETERAMPILAN MENYIMAK


Kegiatan Belajar 1

KEMAMPUAN MENYIMAK TINGKAT DASAR

Pada dasarnya pengembangan keterampilan menyimak itu dapat dibedakan atas 4 tataran pokok, yaitu :
1.      Tataran identifikasi
2.      Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi
3.      Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek
4.      Tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka panjang.

A.           Menyimak Bahasa
Menyimak merupakan proses bahasa yang paling misterius (lundsteen dalam Tomkins danhosskinson, 1991). Proses menyimak merupakan proses interaktif yang mengubah bahasa lisan menjadi makna dalam pikiran. Dengan demikian menyimak tidak sekedar mendengarkan.

B.            Strategi Menyimak Bahasa
Untuk menyimak bahasa, kita dapat menhhunakan dua strategi, yaitu memusatkan perhatian dan membuat catatan.

1.      Memusatkan perhatian
Agar kita dapat menyimak bahasa dengan baik, kita harus memusatkan perhatian kita pada  tuturan  pembicara.  Penuutur atau pembicara  biasanya menggunakan isyarat visual  dan verbal untuk  menyampaikan  pesan  dan megarahkan perhatian menyimak.



2.       Membuat  catatan
Membuat catatan  dapat membantu aktivitas  menyimak karena mendorong  berkonsenterasi,  menyediakan bahan-bahan  untuk meriviu,  dan  dapat membantu  mengingat-ngingat.


C.           Latihan Membedakan Fonem dalam Konteks

D.           Latihan Menangkap Maksud Tuturan Melalui Unsur Segmental dan Suprasegmental

Menyimak suku kata menghasilkan segmen yang terdiri atas dua kelas bunyi, yaitu vocal dan konsonan rangkaian bunyi bahasa yang membentuk suku kata dan kata lain disebut dengan segmental bahasa.

E.            Menyiamak Interogatif
Menyiamak interogatif adalah kegiatan menyimak imtensif yang menuntut konsentrasi dan seleksi. Dalam kegiatan menyimak interogatif, penyimak mengarahkan perhatianya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi antara menanyai pembicara, dalam hal ini dapat disebut dengan narasumber.

Ada 3 tahapan proses menyimak, yaitu :
1.      Menerima masukan auditory (auditory input). Pnyimak menerima pesan lisan. Mendengarkan pesan saja tidak menjamin berlangsungnya pemahaman.
2.      Memperhatikan masukan auditori. Penyimak berkonsenterasi (secara fisik dan mental) pada apa yang disajikan penutur.
3.      Menafsirkan dan berinteraksi dengan masukan auditori. Penyimak tidak sekedar mengumpulkan dan menyimpan pesan, akan tetapi juga mengklasifikasi, membandingkan, dan menghubungkan pesan dengan pengetahuan awal (previus knowledge). Penyimak juga menggunakan strategi prediksi – konfirmasi secara tepat.
Kegiatan Belajar 2

KEMAMPUAN MENYIMAK TINGKAT LANJUT

Taraf perkembangan pemahaman berbahasa dalam menyimak adalah sebagai berikut pada kontak pertama dengan ujaran bahasa, yang masuk ketelinga manusia adalah suatu aliran bunyi gemuruh yang tidak berbeda. Secara berangsur-angsur kita akan merasakan adanya berbagai urutan bunyi, ada keteraturan naik turunya bunyi, dan ada pula kelompok-kelompok bunyi atas dasar hembusan nafas. Kemudian, kita dapat menyadari adanya beberapa gabungan fakta bahasa yang kita kenal secara arbitrer, misalnya kosakata, kelompok kata kerja, dan pernyataan-pernyataan yang sederhana.

Keterampilan menyimak bahasas dalam proses awal menyimak dapat diperinci atas ; (1) kemampuan mengidentifikasi dan menyeleksi gejala-gejala fonetik, baik yang berupa nada, tekanan, persendian, maupun intonasi pada umumnya. Demikian juga mengidentifikasi dan menyeleksi bunyi-bunyi segmental suatu bahasa yang dipelajari. (2) kemampuan mengenal, membedakan, menerapkan kosakata sesuai dengan makna dan konteksnya yang tepat. (3) kemampuan mengenal, membedakan, menerapkan struktur tata bahsa sesuai dengan maknya yang tepat termasuk juga struktur frase dan idiom-idiom yang ada.


Dalam kemampuan menyimak lanjut ini kita golongkan kedalam tiga jenis yaitu sebagai berikut :

A.            Menyimak Kritis
Ialah kegiatan menyiamak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan,, serta kekurangan-kekurangan bahan simakan.



B.            Menyimak Kreatif
Ialah kegiatan menyiamak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Penyimak dapat dilakukan dengan cara menirukan lafal dan bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, menggunakan gagasan yang sama dengan pembicara, namun struktur dan pilihan katanya berbeda, merenkontrikusi pesan tyang disampaikan, menyusun petunjuk-petunjuk atau nasehat berdasarkan materi yang disimak.

C.            Menyimak Eksploratif
Ialah menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.



















Modul 3
Kegiatan Belajar 1

KEMAMPUAN DASAR DALAM BERBICARA

A.           Berdialog
Berdialog dapat diartikan sebagai pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topic tertentu antara 2 orang atau lebih. Fungsi utama dialog adalah bertukar pikiran, mencapai mufakat atau merundingkan suatu masalah. Dialog dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti bertelepon, bercakap-cakapan, Tanya jawab, wawancara, diskusi, musyawarah, debat, dan symposium.

B.            Menyampaikan Pengumuman
Menyampaikan pengumuman berarti menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak ramai. Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam bentuk pidato.
Cirri-ciri yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman diantaranya yaitu; volume suara harus keras, intonasi yang tepat, dan gaya penampilan yang menarik.

C.           Menyampaikan Argumentasi
Slah satu proses komunikasi untuk menyampiakan argumentasi karena harus mempertahankan pendapat, yaitu debat. Setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya.

D.           Bercerita
Manfaat bercerita di antaranya, yaitu :
1.      Memberikan hiburan
2.      Menggajarkan kebenaran
3.      Memberikan keteladanan
Kegiatan Belajar 2

KEMAMPUAN LANJUTAN DALAM KEGIATAN BERBICARA

A.           Musyawarah
Musyawarah mengandung arti perundingan, yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai kata sepakat. Mencapai kata sepakat tentu tidak mudah karena setiap orang mempunyai kepentingan pribadi.

B.            Diskusi
Nio (dalam haryadi,1981:68) menjelaskan bahwa diskusi ialah proses perlibatkan dua orang atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu melalui tukar-menukar informasi untuk memecahkan masalah.

C.           Pidato
Komunikasi lisan khususnya pidato dapat dilakukan dengan cara impromtu (serta merta), menghafal, metode naskah, dan ekstemporan, selain itu, ketika menyusun pidato perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.      Mengumpulkan bahan
2.      Garis besar pidato
3.      Uraian secara detail

Kemampuan dasar dalam berbicara sudah dimiliki oleh setiap orang. Hal ini dapat ditelusuri dalam kebiasaan berinteraksi antar individu dan anggota masyarakat. Ketika suasana santai, kamampuan dasar dalam berbicara yang biasa dilakukan orang adalah dialog. Ketika berbicara dihadapan umum tentang kegiatan perlombaan atau pemberitahuan adalah menyampaikan pengumuman.

Lain halnya ketika terjadi pertentangan pendapat maka kegiatan yang dilakukan adalah menyampaikan argumentasi terakhir, kemampuan dasar dalam kegiatan berbicara adalah bercerita.

Kemampuan lanjut dalam berbicara banyak manfaatnya, terutama berkaitan dengan kemampuan bermusyawarah, berdiskusi, dan berpidato. Hal ini dapat diwujudkan dalam proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut memerlukan latihan. Berlatih bermusyawarah dan berdiskusi dapat meningkatkan kemahiran seseorang dalam penguasaan keterampilan berbicara. Bermusyawarah amat baik dilakukan terutama agar setiap permasalahan tidak diselesaikan dengan kekerasan. Namun, apa pun alasanya penguasaan keterampilan berbicara akan menjadikan anda lebih unggul dari lainya.

Ketika ada masalah yang memerlukan mufakat maka bermusyawarah adalah jalan terbaik. Hal ini sejalan dengan diskusi, yang lebih mengutamakan hasil yang lebih dipadukan dengan beberapa pendapat. Adapun perbedaan diantara keduanya, yaitu jika dalam bermusyawarah ada  istilah voting maka dalam diskusi tidak ada. Pidato itu sendiri lebih mengutamakan kemampuan seseorang berbicara untuk mempengaruhi pendengar akan khalayak ramai.















\
Modul 4
Kegiatan Belajar 1

KETERAMPILAN MEMBACA

A.           Membaca Dalam Hati
Menurut Tarigan (1993:30-31) secara garis besar dapat dibedakan atas dua jenis kegiatan membaca yaitu :
1.      Membaca ekstensif
2.      Membaca intensif

Dalam kehidupan, kita lebih banyak melakukan kegiatan membaca dalam hati daripada membaca bersuara. Namun untuk profesi tertentu, seperti sebagai membaca berita, hakim, presiden dan profesi lainya, kemampuan membaca bersuara memegang peranan penting dalam karir mereka. Kemampuan membaca dalam hati mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, dan ingatan kita dalam membaca, sedangkan kemampuan membaca bersuara mensyaratkan kita untuk melafalkan kata demi kata, kalimat demi kalimat dari bahan bacaan dengan pengucapan intonasi, tekanan, dan tempo suara yang tepat.

B.          Membaca Bersuara
Kegiatan membaca bersuara yang paling sederhana yang pernah kita lakukan adalah ketika kita mulai belajar membaca dikelas 1 sekolah dasar. Dalam membaca wacana informative dan membaca untuk tujuan belajar, strategi membaca memindai (scanning dan skimming) menjadi penting. Kemampuan mermbaca dengan sangat cepat diperlukan dalam pemindahan bahan bacaan. Scanning akan membantu kita menemukan dengan cepat informasi khusus yang kita perlukan, sedangkan skimming membantu kita memperoleh gambaran mengenai bahan bacaan yang kita hadapi. Kedua strategi membaca itu diperlukan dalam melakukan kegiatan prabaca (prebiewing). Kemudian menjadi dasar bagi pembaca untuk melakukan dugaan-dugaan mengenai isi bacaan.
Kegiatan Belajar 2

KEMAMPUAN LANJUT DALAM KEGIATAN MEMBACA

A.           Membaca Naskah Pidato
Dalam berpidato, kadang-kadang seseorang harus menggunakan naskah lengkap karena sesuatu alasan. Dalam membaca naskah pidato, seseorang harus mengandalkan kemampuan membaca bersuara dengan intonasi, tekanan, dan tempo yang tepat serta kemampuan menggunakan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang sesuai. Kemampuan itu hanya dapat diperoleh melalui latihan.

B.            Membaca Wacana Informatif Di Internet
Internet merupakan salah satu sumber informasi. Kemampuan menelusuri wacana informative di internat merupakan nilai tambah yang harus dikuasai. Selain menguasai teknik penelusuran, kecepatan membaca (scanning dan skimming) sangat diperlukan dalam membaca wacana informative di internet.
Kemudian, dalam membaca karya sastra, seseorang paling tidak harus memahami tiga hal, yaitu:
1.      Kode bahasa
2.      Kode sastra
3.      Kode budaya.







Modul 5
Kegiatan Belajar 1

KETERAMPILAN MENULIS

Kemampuan Dasar dalam Kegiatan Menulis
A.         Menulis Kebahasaan
Dalam menulis, kita harus kita harus melakukan pemilihan kata dari sejumlah besar kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki berbagai karakter antara lain:
1.      Berupa kata-kata yang bersinonim dan berantonim
2.      Berupa kata-kata umum dan khusus
3.      Kata-kata kajian dan popular
4.      Kata-kata konkrit dan abstrak
5.      Kata-kata asli dan serapan
Kemudian kata-kata tersebut dengan dibantu oleh unsure grametikaltertentu harus disusun menjadi kalimat-kalimat efektif selanjutnya, sebuah tulisan yang baik bukanlah hanya terdiri dari deretan kalimat lepas, melainkan kalimat-kalimat harus dirangkaikan secara serasi dan padu dengan cara tertentu menjadi paragraph-paragraf.

Kerangka fiksi merupakan hasil kreatif dan imajinatif penulis. Berbeda dengan itu, karangan nonfiksi merupakan hasil pemikiran dan pengamatan penulis yang dituangkan dengan menggunakan strategi tertentu.  Oleh karena itu, karangan fiksi bersifat imajinatif,  sedangkan karangan nonfiksi bersifat logis dan empiris.

Biasanya sebuah fiksi direncanakan dengan cara  menulis  synopsis cerita terlebih dulu, kemudian baru dikembangkan dalam  bentuk cerita pendek, novel, atau  naskah drama. Dipihak lain, proses penulisan kerangka nonfiksi melalui langkah-langkah sebagai berikut; pemilihan topic, perumusan tujuan penulisan kerangka, pengumpulan bahan, dan pengembangan kerangka-kerangka menjadi kerangka utuh.
Modul 6
Kegiatan Belajar 1

KETERAMPILAN BERBICARA DAN FOKUS MENYIMAK

Menyimak dan berbicara merupakan dua keterampilan berbahasa yang memilki hubungan yang sangat erat karena kaduanya merupakan keterampilan berbahasa lisan.  Pada umumnya kedua keterampilan itu berlangsung secara tatap muka.  Namun, dengan  kemajuan dalam bidang teknoligi, kedua keterampilan berbahasa itu dapat  dilaksanakan tanpa tatap muka, yaitu melalui telepon.

Bukti bahwa menyimak  memiliki hubungan  yang erat dengan berbicara adalah :
1.      Anak belajar berbicara melalui menyimak terlebih dahulu ujar-ujaran orang disekitarnya dan menirunya.
2.      Pada umumnya orang lebih mudah mengingat isi pembicaraan dibandingkan dengan isi tulisan.
3.      Kualitas keterampilan seorang pembicara sangat mempengaruhi hasil menyimak seseorang.


Kegiatan Belajar 2

KETERPADUAN KETERAMPILANMEMBACA DENGAN FOKUS MENYIMAK

Menyimak dan membaca merupakan dua keterampilan berbahasa yang memiliki persamaan dari segi sifat, yaitu sama-sama bersifat reseptif. Jika dalam menyimak, si penyimak berusaha menangkap pesan yang disampaikan dalam bahasa lisan maka dalam membaca, si pembaca berusaha mengangkap pesan yang disampaikan dalam bentuk tulis.



Kegiatan Belajar 3

KETERPADUAN KETERAMPILAN MENULIS DAN FOKUS MENYIMAK

Empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) merupakan suatu keterampilan yang satu dengan yang lainya saling berkatan atau saling mendukung. Artinya, satu keterampilan berbahasa yang anda miliki akan membantu anda dalam meningkatkan keterampilan yang lainnya. Misal, dengan keterampilan anda menyimak akan banyak pengetahuan yang anda peroleh, baik dari segi bahasa seperti kosakata, struktur kalimat, gaya bahasa, dan sebagainya, maupun pengetahuan bidang ilmu lain, seperti biologi, filsafat, psikologi, dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat anda manfaatkan ketika anda berlatih menulis, membaca, dan berbicara. Demikian sebaliknya.

Menulis dengan focus menyimak, artinya melalui menyimak anda berlatih menuliskan kembali bahan-bahan yang anda simak kedalam tulisan dengan menggunakan bahsa anda sendiri. Kemampuan menyimak yang harus anda miliki untuk berlatih menulis, membaca, dan berbicara adalah kemampuan menyimak tingkat lanjut.












Modul 7
Kegiatan Belajar 1

KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN FOKUS BERBICARA

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi dan keduanya saling bergantung. Tampaknya seseorang tidak perlu dikatakan jika ada seseorang pun yang mendengarkan. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya memerlukan penyandian dan penyandian kembali simbol-simbol lisan.
Pada dasarnya, bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari memlalui menyimak dan menirukan pembicaraan. Biasanya, anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang merka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini menganjurkan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak-anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak benar.


Kegiatan Belajar 2

KETERAMPILAN MENULIS  DENGAN FOKUS BERBICARA

Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyedikan simbol-simbol, simbol lisan dalam berbicara, dan simbol dalam menulis.

Kegiatan berbicara didukung oleh kegiatan menulis, terutama berkaitan dengan persiapan tertulis baik berupa referensi yang harus dibacanya maupun konsep yang akan disampaikan. Pokok pembicaraan itu ada baiknya dipersiapkan secara tertulis, misalnya berupa naskah lengkap atau garis besar.
Kegiatan Belajar 3

KETERPADUAN KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN FOKUS BERBICARA

Keterampilan berbicara akan diperoleh secara maksimal apabila pembicara banyak membaca. Berbagai informasi dalam teks dapat dikemukakan kembali secara lisan ketika berbicara dengan orang lain atau siapa pun.

Dalam berbicara, orang lebih suka menggunakan kata-kata yang dikenal dan dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam  bahan bacaan yang telah dibacanya. Terkadang, apa yang telah dibaca lupa dibicarakan karena pertimbangan latar belakang pengetahuan yang belum dipahami ketika membaca.



















Modul 8
KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN FOKUS MENULIS

Dalam komunikasi yang sesungguhnya dalam kehidupan masyarakat, tidak jarang aktivitas menulis dilakukan setelah didahului oleh aktivitas-aktivitas mendengarkan. Banyak hal dari yang didengar dapat mendorong seseorang untuk menulis. Misalnya, seorang penulis tergerak untuk menulis sesuatu setelah mendengarkan suatu lantunan lagu, mendengarkan suatu cerita, mendengarkan suatu dialog atau setelah menghadiri suatu kuliah atau diskusi. Oleh karena itu, kita perlu mengintegrasikan latihan-latihan menulis dengan aktivitas-aktivitas bahasa lainya, antara lain dengan aktivitas menyimak. Jadi, kita dapat melakukan latihan menulis setelah mendengarkan suatu nyanyian, cerita, dialog berkenan suatu masalah, dan melakukan latihan menulis setelah mengikuti suatu kuliah tutorial atau setelah aktif dalam suatu diskusi.



Kegiatan Belajar 1

KETERPADUAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN FOKUS MENULIS

Dalam komunikasi sesungguhnya, keterampilan menulis sering digunakan secara terintegrasi dengan keterampilan lainnya. Oleh karena itu, dalam berlatih menulis, hendaknya kita berupaya mengaitkanya dengan jenis keterampilan berbahasa lainya, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dalam hal ini, latihan menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan keterampilan berbicara, antara lain dengan aktivitas diskusi, wawancara, bercerita mengenai pengalaman pribadi, dan berpidato.



Kegiatan Belajar 2

KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN FOKUS MENULIS

Dalam komunikasi sesunggunya, kita sering melakukan aktivitas membaca dan menulis secara bersamaan atau bergantian. Aktivitas membaca diduga dapat memberi kontribusi positif terhadap kemampuan seseorang dalam menulis. Kontribusi aktivitas membaca terhadap kegiatan belajar menulis, seperti berikut :
1.      Penguasaan kosakata/istilah, kalimat, dan pemakaian ejaan ketika belajar membaca akan member sumbangan positif dalam belajar menulis kalimat.
2.      Organisasi bahan bacaan dapat menjadi ontoh dalam prganisasian tulisan sehingga dapat memberi kontribusi positif dalam belajar menulis paragraph atau karangan secara utuh.
3.      Dalam menulis tingkat lanjut informasi/data yang diperoleh dalam bahan bacaan dapat menjadi sumber ide atau sumber data bagi tulisan yang akan disusun.
Oleh karena itu, latihan menulis secara terpadu dengan aktivitas membaca memberi nilai tambah bagi penguasaan keterampilan menulis. Aktivitas latihan menulis secara terpadu dengan kegiatan membaca tersebut dapat berupa sebagai berikut :
1.      Membaca cerita/dongeng yang diikuti dangan aktivitas menulis synopsis atau resensi.
2.      Membaca puisi dan mengubahnya menjadi prosa atau menulis resensi.
3.      Membaca dan menulis petunjuk, pengumuman, poster, iklan, dan surat.
4.      Menulis rangkuman bacaan.






Kegiatan Belajar 3
KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN FOKUS MEMBACA

Dalam komunikasi sesungguhnya dalam kehidupan masyarakat, biasanya beberapa jenis keterampilan berbahasa digunakan secara simultan atau secara bergantian. Oleh karena itu, penyajian pelajaran membaca hendaknya tidak disajikan secara terisolasi dari jenis-jenis keterampilan berbahasa lainya. Inin mengingat pula proses membaca merupakan tingkah laku yang kompleks, yang memerlukan berbagai strategi dalam pemrosesan informasi secara top-down dan botton-down.






















Modul 9
Kegiatan Belajar 1

KETERPADUAN KETERAMPILAN MENULIS DENGAN FOKUS MEMBACA

Dalam belajar melakukan aktifitas membaca sesunggunya, sering kali kita harus menyertainya dengan aktivas menulis. Ketika belajar membaca pun tampaknya aktivitas menulis tidak dapat diabaikan.

Dalam aktivitas prep, pengisian formulir tanggapan terhadap buku, menlis sinonim dan hiponim,  menulis bagian-bagian dari teks yang tidak lengkap, menlis ringkasan buku, yang semuanya merupakan contoh-contoh rancangan pelajaran membaca yang dikemukakan pada bagian terdahulu, tampak jelas bahwa keterampilan  menulis merupakan bagian yang padu dari pel;ajaran membaca.

Kegiatan Belajar 2

KETERPADUAN KETERAMPILAN MENULIS DENGAN FOKUS MEMBACA


A.           Prep, Mengembangkan Asosiasi Sementis
Menurut Langer dalam Mikulecky (1990:41), Prep (Pre-reading preparaty instruction) dapat disiapkan dan dilakukan untuk membantu murid-murid mengaktifkan konsep-konsep dan latar belakang pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelum memulai membaca.

B.            Formulir Tanggapan Terhadap Buku (Book Response sheet)

C.           Menulis Sinonim dan Hiponim

D.           Melengkapi Bagian-bagian Bacaan

E.            Menulis Ringkasan Bacaan

Tidak ada komentar: