Modul 1
|
Kegiatan
Belajar 1
PENGERTIAN
DAN MANFAAT KETERAMPILAN BERBAHASA
1.
Pengertian
Keterampilan berbahasa ada empat
aspek yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan memebaca. Dalam
berbicara, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan.
Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya member makna terhadap
bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya dalam menulis si pengirim
pesan mengirimkan pesan dengan bahasa tulis. Di puhak lain, dalam membaca si
penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan
orang lain.
Dalam mengirimkan pesan, antara
lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima
pesan si penerima harus memilki keterampilan dalam melakukan proses decoding.
2.
Manfaat
Berbahasa
Keterampilan berbahasa bermanfaat
dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam
kehidupan masyarakat yang keberhasilanya, antara lain bergantung pada tingkat
keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai
manager, jaksa, pengacara, guru, dan wartawan.
Kegiatan Belajar 2
ASPEK-ASPEK
KETERAMPILAN BERBAHASA
Ada empat aspek
ketarampilan berbahasa Indonesia, yaitu mendengarkan, (menyimak), berbicara,
membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan
berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat
produktif. Untuk menguasai keempat jenis keterampilan berbahasa tersebut
seseorang harus menguasai sejumlah keterampilan mikro.
Berbicara dan mendengarkan adalah
dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang sangat erat kaitanya. Berbicara
bersifat produktif, sedangkan mendengarkan bersifat reseptif. Dua jenis
keterampilan berbahasa lainya, yaitu menulis dan membaca. Keduanya merupakan
jenis keterampilan berbahasa ragam tulis. Menulis merupakan kegiatan berbahasa
yang bersifat produktif, sedangkan membaca bersifat reseptif.
A.
Mendengarkan
Mendengarkan
adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptip. Dengan
demikian, mendengarkan disini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi
bahasa melainkan sekligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita
memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari
begitu komleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengarkan tersebut.
B.
Berbicara
Sehubungan
dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi
berbicara, yaitu :
a.
Situasi interaktif
Misalnya
percakapan secara tatp muka dan berbicara lewat telepon yang menginginkan
adanya pergantian antara berbicara dan mendengarkan, dan juga menginginkan kita
meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara
memperlambat tempo dari lawan bicara.
b.
Semiinteraktif
Misalnya,
dalam berpidato dihadapan umum secara langsung.
c.
Noninteraktif
Misalnya,
berpidato melalui radio atau televise.
C.
Membaca
Membaca
adalah keterampilan resentif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan
berbicara. Tetapi pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah
berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi
dengan keterampilan menyimakdan berbicara.
D.
Menulis
Menulis
adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat
dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang peling rumit diantara jenis-jenis
keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin
kata-kata, kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan
pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Kegiatan Belajar 3
KETERKAITAN ANTAR ASPEK
KETERAMPILAN BERBAHASA
A.
Hubungan
Berbicara Dengan Mendengarkan
Menurut
brooks dalam tarigan (1994:3), berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan
komunikasi 2 arah yang langsung. Apabila kita amati peristiwa-peristiwa
komunikasi yang terjadi dalam masyarakat, pernyataan brooks itu benar untuk
peristiwa komunikasi dalam situasi interaktif.
B.
Hubungan
Mendengarkan Dengan Membaca
Seperti
telah disinggung pada bagian terdahulu, mendengarkan dan membaca sama-sama
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat resentif. Mendengarkan berkaitan
dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktifitas
berbahasa ragam tulis.
C.
Hubungan
Membaca Dengan Menulis
Telah
dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa baik membaca maupun menulis merupakan
aktivitas bahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan bahasa yang bersifat
produktif, sedangkan membaca merupakan kegiatan bahasa yang bersifat reseptif.
Seorang menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk
tulisan. Sebaliknya seorang membaca guna memahami gagasan, perasaan atau
informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
D.
Hubungan
Menulis Dengan Berbicara
Subyakto-Nababan
(1993:153) dan tarigan (1994:10) menjelaskan bahwa baik berbicara maupun
menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara merupakan
kegiatan berbahasa ragam lisan, sedangkan menulis adalah kegiatan berbahasa
ragam tulis.
Modul 2
|
Kegiatan
Belajar 1
KEMAMPUAN
MENYIMAK TINGKAT DASAR
Pada dasarnya pengembangan
keterampilan menyimak itu dapat dibedakan atas 4 tataran pokok, yaitu :
1.
Tataran identifikasi
2.
Tataran identifikasi dan seleksi tanpa
retensi
3.
Tataran identifikasi dengan seleksi
terpimpin dan retensi jangka pendek
4.
Tataran identifikasi dengan seleksi
retensi jangka panjang.
A.
Menyimak
Bahasa
Menyimak
merupakan proses bahasa yang paling misterius (lundsteen dalam Tomkins
danhosskinson, 1991). Proses menyimak merupakan proses interaktif yang mengubah
bahasa lisan menjadi makna dalam pikiran. Dengan demikian menyimak tidak
sekedar mendengarkan.
B.
Strategi
Menyimak Bahasa
Untuk
menyimak bahasa, kita dapat menhhunakan dua strategi, yaitu memusatkan
perhatian dan membuat catatan.
1.
Memusatkan perhatian
Agar
kita dapat menyimak bahasa dengan baik, kita harus memusatkan perhatian kita
pada tuturan pembicara.
Penuutur atau pembicara biasanya
menggunakan isyarat visual dan verbal
untuk menyampaikan pesan
dan megarahkan perhatian menyimak.
2.
Membuat catatan
Membuat
catatan dapat membantu aktivitas menyimak karena mendorong berkonsenterasi, menyediakan bahan-bahan untuk meriviu, dan
dapat membantu mengingat-ngingat.
C.
Latihan
Membedakan Fonem dalam Konteks
D.
Latihan
Menangkap Maksud Tuturan Melalui Unsur Segmental dan Suprasegmental
Menyimak suku
kata menghasilkan segmen yang terdiri atas dua kelas bunyi, yaitu vocal dan
konsonan rangkaian bunyi bahasa yang membentuk suku kata dan kata lain disebut
dengan segmental bahasa.
E.
Menyiamak
Interogatif
Menyiamak
interogatif adalah kegiatan menyimak imtensif yang menuntut konsentrasi dan
seleksi. Dalam kegiatan menyimak interogatif, penyimak mengarahkan perhatianya
pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi antara menanyai pembicara,
dalam hal ini dapat disebut dengan narasumber.
Ada 3 tahapan
proses menyimak, yaitu :
1.
Menerima masukan auditory (auditory input). Pnyimak menerima pesan
lisan. Mendengarkan pesan saja tidak menjamin berlangsungnya pemahaman.
2.
Memperhatikan masukan auditori. Penyimak
berkonsenterasi (secara fisik dan mental) pada apa yang disajikan penutur.
3. Menafsirkan
dan berinteraksi dengan masukan auditori. Penyimak tidak sekedar mengumpulkan
dan menyimpan pesan, akan tetapi juga mengklasifikasi, membandingkan, dan
menghubungkan pesan dengan pengetahuan awal (previus knowledge). Penyimak juga menggunakan strategi prediksi –
konfirmasi secara tepat.
Kegiatan Belajar 2
KEMAMPUAN
MENYIMAK TINGKAT LANJUT
Taraf
perkembangan pemahaman berbahasa dalam menyimak adalah sebagai berikut pada
kontak pertama dengan ujaran bahasa, yang masuk ketelinga manusia adalah suatu
aliran bunyi gemuruh yang tidak berbeda. Secara berangsur-angsur kita akan
merasakan adanya berbagai urutan bunyi, ada keteraturan naik turunya bunyi, dan
ada pula kelompok-kelompok bunyi atas dasar hembusan nafas. Kemudian, kita
dapat menyadari adanya beberapa gabungan fakta bahasa yang kita kenal secara
arbitrer, misalnya kosakata, kelompok kata kerja, dan pernyataan-pernyataan
yang sederhana.
Keterampilan
menyimak bahasas dalam proses awal menyimak dapat diperinci atas ; (1)
kemampuan mengidentifikasi dan menyeleksi gejala-gejala fonetik, baik yang
berupa nada, tekanan, persendian, maupun intonasi pada umumnya. Demikian juga
mengidentifikasi dan menyeleksi bunyi-bunyi segmental suatu bahasa yang
dipelajari. (2) kemampuan mengenal, membedakan, menerapkan kosakata sesuai
dengan makna dan konteksnya yang tepat. (3) kemampuan mengenal, membedakan,
menerapkan struktur tata bahsa sesuai dengan maknya yang tepat termasuk juga
struktur frase dan idiom-idiom yang ada.
Dalam kemampuan menyimak lanjut ini
kita golongkan kedalam tiga jenis yaitu sebagai berikut :
A.
Menyimak
Kritis
Ialah kegiatan
menyiamak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian
secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan,, serta
kekurangan-kekurangan bahan simakan.
B.
Menyimak
Kreatif
Ialah kegiatan
menyiamak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
pembelajar. Penyimak dapat dilakukan dengan cara menirukan lafal dan bunyi
bahasa asing atau bahasa daerah, menggunakan gagasan yang sama dengan
pembicara, namun struktur dan pilihan katanya berbeda, merenkontrikusi pesan
tyang disampaikan, menyusun petunjuk-petunjuk atau nasehat berdasarkan materi
yang disimak.
C.
Menyimak
Eksploratif
Ialah menyimak
yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.
Modul 3
|
KEMAMPUAN DASAR DALAM BERBICARA
A.
Berdialog
Berdialog dapat
diartikan sebagai pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topic tertentu
antara 2 orang atau lebih. Fungsi utama dialog adalah bertukar pikiran,
mencapai mufakat atau merundingkan suatu masalah. Dialog dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk, seperti bertelepon, bercakap-cakapan, Tanya jawab, wawancara,
diskusi, musyawarah, debat, dan symposium.
B.
Menyampaikan
Pengumuman
Menyampaikan
pengumuman berarti menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak
ramai. Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam bentuk pidato.
Cirri-ciri yang
harus diperhatikan dalam membaca pengumuman diantaranya yaitu; volume suara
harus keras, intonasi yang tepat, dan gaya penampilan yang menarik.
C.
Menyampaikan
Argumentasi
Slah satu proses
komunikasi untuk menyampiakan argumentasi karena harus mempertahankan pendapat,
yaitu debat. Setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan
memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan
berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya.
D.
Bercerita
Manfaat
bercerita di antaranya, yaitu :
1. Memberikan
hiburan
2. Menggajarkan
kebenaran
3. Memberikan
keteladanan
Kegiatan
Belajar 2
KEMAMPUAN
LANJUTAN DALAM KEGIATAN BERBICARA
A.
Musyawarah
Musyawarah
mengandung arti perundingan, yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai kata
sepakat. Mencapai kata sepakat tentu tidak mudah karena setiap orang mempunyai
kepentingan pribadi.
B.
Diskusi
Nio (dalam haryadi,1981:68) menjelaskan bahwa
diskusi ialah proses perlibatkan dua orang atau lebih individu yang
berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu
melalui tukar-menukar informasi untuk memecahkan masalah.
C.
Pidato
Komunikasi lisan
khususnya pidato dapat dilakukan dengan cara impromtu (serta merta), menghafal, metode naskah, dan ekstemporan,
selain itu, ketika menyusun pidato perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Mengumpulkan
bahan
2. Garis
besar pidato
3. Uraian
secara detail
Kemampuan
dasar dalam berbicara sudah dimiliki oleh setiap orang. Hal ini dapat
ditelusuri dalam kebiasaan berinteraksi antar individu dan anggota masyarakat.
Ketika suasana santai, kamampuan dasar dalam berbicara yang biasa dilakukan
orang adalah dialog. Ketika berbicara dihadapan umum tentang kegiatan
perlombaan atau pemberitahuan adalah menyampaikan pengumuman.
Lain halnya
ketika terjadi pertentangan pendapat maka kegiatan yang dilakukan adalah
menyampaikan argumentasi terakhir, kemampuan dasar dalam kegiatan berbicara
adalah bercerita.
Kemampuan lanjut
dalam berbicara banyak manfaatnya, terutama berkaitan dengan kemampuan
bermusyawarah, berdiskusi, dan berpidato. Hal ini dapat diwujudkan dalam proses
belajar mengajar. Kemampuan tersebut memerlukan latihan. Berlatih bermusyawarah
dan berdiskusi dapat meningkatkan kemahiran seseorang dalam penguasaan
keterampilan berbicara. Bermusyawarah amat baik dilakukan terutama agar setiap
permasalahan tidak diselesaikan dengan kekerasan. Namun, apa pun alasanya
penguasaan keterampilan berbicara akan menjadikan anda lebih unggul dari
lainya.
Ketika ada
masalah yang memerlukan mufakat maka bermusyawarah adalah jalan terbaik. Hal
ini sejalan dengan diskusi, yang lebih mengutamakan hasil yang lebih dipadukan
dengan beberapa pendapat. Adapun perbedaan diantara keduanya, yaitu jika dalam
bermusyawarah ada istilah voting maka
dalam diskusi tidak ada. Pidato itu sendiri lebih mengutamakan kemampuan
seseorang berbicara untuk mempengaruhi pendengar akan khalayak ramai.
\
Modul 4
|
KETERAMPILAN MEMBACA
A.
Membaca
Dalam Hati
Menurut
Tarigan (1993:30-31) secara garis besar dapat dibedakan atas dua jenis kegiatan
membaca yaitu :
1.
Membaca ekstensif
2.
Membaca intensif
Dalam
kehidupan, kita lebih banyak melakukan kegiatan membaca dalam hati daripada membaca
bersuara. Namun untuk profesi tertentu, seperti sebagai membaca berita, hakim,
presiden dan profesi lainya, kemampuan membaca bersuara memegang peranan
penting dalam karir mereka. Kemampuan membaca dalam hati mengandalkan kemampuan
visual, pemahaman, dan ingatan kita dalam membaca, sedangkan kemampuan membaca
bersuara mensyaratkan kita untuk melafalkan kata demi kata, kalimat demi
kalimat dari bahan bacaan dengan pengucapan intonasi, tekanan, dan tempo suara
yang tepat.
B.
Membaca
Bersuara
Kegiatan
membaca bersuara yang paling sederhana yang pernah kita lakukan adalah ketika
kita mulai belajar membaca dikelas 1 sekolah dasar. Dalam membaca wacana
informative dan membaca untuk tujuan belajar, strategi membaca memindai (scanning dan skimming) menjadi penting.
Kemampuan mermbaca dengan sangat cepat diperlukan dalam pemindahan bahan
bacaan. Scanning akan membantu kita
menemukan dengan cepat informasi khusus yang kita perlukan, sedangkan skimming membantu kita memperoleh
gambaran mengenai bahan bacaan yang kita hadapi. Kedua strategi membaca itu
diperlukan dalam melakukan kegiatan prabaca
(prebiewing). Kemudian menjadi dasar
bagi pembaca untuk melakukan dugaan-dugaan mengenai isi bacaan.
Kegiatan
Belajar 2
KEMAMPUAN
LANJUT DALAM KEGIATAN MEMBACA
A.
Membaca
Naskah Pidato
Dalam
berpidato, kadang-kadang seseorang harus menggunakan naskah lengkap karena
sesuatu alasan. Dalam membaca naskah pidato, seseorang harus mengandalkan
kemampuan membaca bersuara dengan intonasi, tekanan, dan tempo yang tepat serta
kemampuan menggunakan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang sesuai. Kemampuan itu
hanya dapat diperoleh melalui latihan.
B.
Membaca
Wacana Informatif Di Internet
Internet
merupakan salah satu sumber informasi. Kemampuan menelusuri wacana informative
di internat merupakan nilai tambah yang harus dikuasai. Selain menguasai teknik
penelusuran, kecepatan membaca (scanning
dan skimming) sangat diperlukan dalam membaca wacana informative di
internet.
Kemudian, dalam membaca karya
sastra, seseorang paling tidak harus memahami tiga hal, yaitu:
1.
Kode bahasa
2.
Kode sastra
3.
Kode budaya.
Modul 5
|
KETERAMPILAN MENULIS
Kemampuan
Dasar dalam Kegiatan Menulis
A.
Menulis
Kebahasaan
Dalam menulis, kita harus kita
harus melakukan pemilihan kata dari sejumlah besar kata dalam bahasa Indonesia
yang memiliki berbagai karakter antara lain:
1.
Berupa kata-kata yang bersinonim dan
berantonim
2.
Berupa kata-kata umum dan khusus
3.
Kata-kata kajian dan popular
4.
Kata-kata konkrit dan abstrak
5.
Kata-kata asli dan serapan
Kemudian kata-kata tersebut dengan
dibantu oleh unsure grametikaltertentu harus disusun menjadi kalimat-kalimat
efektif selanjutnya, sebuah tulisan yang baik bukanlah hanya terdiri dari
deretan kalimat lepas, melainkan kalimat-kalimat harus dirangkaikan secara
serasi dan padu dengan cara tertentu menjadi paragraph-paragraf.
Kerangka fiksi merupakan hasil
kreatif dan imajinatif penulis. Berbeda dengan itu, karangan nonfiksi merupakan
hasil pemikiran dan pengamatan penulis yang dituangkan dengan menggunakan
strategi tertentu. Oleh karena itu,
karangan fiksi bersifat imajinatif,
sedangkan karangan nonfiksi bersifat logis dan empiris.
Biasanya sebuah fiksi direncanakan
dengan cara menulis synopsis cerita terlebih dulu, kemudian baru
dikembangkan dalam bentuk cerita pendek,
novel, atau naskah drama. Dipihak lain,
proses penulisan kerangka nonfiksi melalui langkah-langkah sebagai berikut;
pemilihan topic, perumusan tujuan penulisan kerangka, pengumpulan bahan, dan pengembangan
kerangka-kerangka menjadi kerangka utuh.
Modul 6
|
KETERAMPILAN BERBICARA DAN FOKUS
MENYIMAK
Menyimak dan
berbicara merupakan dua keterampilan berbahasa yang memilki hubungan yang
sangat erat karena kaduanya merupakan keterampilan berbahasa lisan. Pada umumnya kedua keterampilan itu
berlangsung secara tatap muka. Namun,
dengan kemajuan dalam bidang teknoligi,
kedua keterampilan berbahasa itu dapat
dilaksanakan tanpa tatap muka, yaitu melalui telepon.
Bukti bahwa
menyimak memiliki hubungan yang erat dengan berbicara adalah :
1.
Anak belajar berbicara melalui menyimak
terlebih dahulu ujar-ujaran orang disekitarnya dan menirunya.
2.
Pada umumnya orang lebih mudah mengingat
isi pembicaraan dibandingkan dengan isi tulisan.
3.
Kualitas keterampilan seorang pembicara
sangat mempengaruhi hasil menyimak seseorang.
Kegiatan
Belajar 2
KETERPADUAN
KETERAMPILANMEMBACA DENGAN FOKUS MENYIMAK
Menyimak dan
membaca merupakan dua keterampilan berbahasa yang memiliki persamaan dari segi
sifat, yaitu sama-sama bersifat reseptif. Jika dalam menyimak, si penyimak
berusaha menangkap pesan yang disampaikan dalam bahasa lisan maka dalam
membaca, si pembaca berusaha mengangkap pesan yang disampaikan dalam bentuk
tulis.
Kegiatan Belajar 3
KETERPADUAN KETERAMPILAN MENULIS
DAN FOKUS MENYIMAK
Empat
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) merupakan
suatu keterampilan yang satu dengan yang lainya saling berkatan atau saling
mendukung. Artinya, satu keterampilan berbahasa yang anda miliki akan membantu
anda dalam meningkatkan keterampilan yang lainnya. Misal, dengan keterampilan
anda menyimak akan banyak pengetahuan yang anda peroleh, baik dari segi bahasa
seperti kosakata, struktur kalimat, gaya bahasa, dan sebagainya, maupun
pengetahuan bidang ilmu lain, seperti biologi, filsafat, psikologi, dan
sebagainya. Pengetahuan ini dapat anda manfaatkan ketika anda berlatih menulis,
membaca, dan berbicara. Demikian sebaliknya.
Menulis dengan
focus menyimak, artinya melalui menyimak anda berlatih menuliskan kembali bahan-bahan
yang anda simak kedalam tulisan dengan menggunakan bahsa anda sendiri.
Kemampuan menyimak yang harus anda miliki untuk berlatih menulis, membaca, dan
berbicara adalah kemampuan menyimak tingkat lanjut.
Modul 7
|
KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN FOKUS
BERBICARA
Menyimak dan
berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi dan keduanya saling
bergantung. Tampaknya seseorang tidak perlu dikatakan jika ada seseorang pun
yang mendengarkan. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa
lisan. Keduanya memerlukan penyandian dan penyandian kembali simbol-simbol
lisan.
Pada dasarnya,
bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari memlalui menyimak dan
menirukan pembicaraan. Biasanya, anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan
yang merka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka
pahami. Kenyataan ini menganjurkan orang tua dan guru menjadi model berbahasa
yang baik, supaya anak-anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak
benar.
Kegiatan Belajar 2
KETERAMPILAN MENULIS DENGAN FOKUS BERBICARA
Berbicara dan
menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan
untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan
menyedikan simbol-simbol, simbol lisan dalam berbicara, dan simbol dalam
menulis.
Kegiatan
berbicara didukung oleh kegiatan menulis, terutama berkaitan dengan persiapan
tertulis baik berupa referensi yang harus dibacanya maupun konsep yang akan
disampaikan. Pokok pembicaraan itu ada baiknya dipersiapkan secara tertulis,
misalnya berupa naskah lengkap atau garis besar.
Kegiatan Belajar 3
KETERPADUAN KETERAMPILAN MEMBACA
DENGAN FOKUS BERBICARA
Keterampilan
berbicara akan diperoleh secara maksimal apabila pembicara banyak membaca.
Berbagai informasi dalam teks dapat dikemukakan kembali secara lisan ketika
berbicara dengan orang lain atau siapa pun.
Dalam berbicara,
orang lebih suka menggunakan kata-kata yang dikenal dan dirasakan sudah
dipahami dengan baik dalam bahan bacaan
yang telah dibacanya. Terkadang, apa yang telah dibaca lupa dibicarakan karena
pertimbangan latar belakang pengetahuan yang belum dipahami ketika membaca.
Modul 8
|
Dalam komunikasi
yang sesungguhnya dalam kehidupan masyarakat, tidak jarang aktivitas menulis
dilakukan setelah didahului oleh aktivitas-aktivitas mendengarkan. Banyak hal
dari yang didengar dapat mendorong seseorang untuk menulis. Misalnya, seorang
penulis tergerak untuk menulis sesuatu setelah mendengarkan suatu lantunan
lagu, mendengarkan suatu cerita, mendengarkan suatu dialog atau setelah
menghadiri suatu kuliah atau diskusi. Oleh karena itu, kita perlu
mengintegrasikan latihan-latihan menulis dengan aktivitas-aktivitas bahasa
lainya, antara lain dengan aktivitas menyimak. Jadi, kita dapat melakukan
latihan menulis setelah mendengarkan suatu nyanyian, cerita, dialog berkenan
suatu masalah, dan melakukan latihan menulis setelah mengikuti suatu kuliah
tutorial atau setelah aktif dalam suatu diskusi.
Kegiatan Belajar 1
KETERPADUAN KETERAMPILAN BERBICARA
DENGAN FOKUS MENULIS
Dalam komunikasi
sesungguhnya, keterampilan menulis sering digunakan secara terintegrasi dengan
keterampilan lainnya. Oleh karena itu, dalam berlatih menulis, hendaknya kita
berupaya mengaitkanya dengan jenis keterampilan berbahasa lainya, yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dalam hal ini, latihan menulis
dapat dilakukan secara terpadu dengan keterampilan berbicara, antara lain
dengan aktivitas diskusi, wawancara, bercerita mengenai pengalaman pribadi, dan
berpidato.
Kegiatan Belajar 2
KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN FOKUS
MENULIS
Dalam komunikasi
sesunggunya, kita sering melakukan aktivitas membaca dan menulis secara
bersamaan atau bergantian. Aktivitas membaca diduga dapat memberi kontribusi
positif terhadap kemampuan seseorang dalam menulis. Kontribusi aktivitas
membaca terhadap kegiatan belajar menulis, seperti berikut :
1.
Penguasaan kosakata/istilah, kalimat,
dan pemakaian ejaan ketika belajar membaca akan member sumbangan positif dalam
belajar menulis kalimat.
2.
Organisasi bahan bacaan dapat menjadi
ontoh dalam prganisasian tulisan sehingga dapat memberi kontribusi positif
dalam belajar menulis paragraph atau karangan secara utuh.
3.
Dalam menulis tingkat lanjut
informasi/data yang diperoleh dalam bahan bacaan dapat menjadi sumber ide atau
sumber data bagi tulisan yang akan disusun.
Oleh karena itu,
latihan menulis secara terpadu dengan aktivitas membaca memberi nilai tambah
bagi penguasaan keterampilan menulis. Aktivitas latihan menulis secara terpadu
dengan kegiatan membaca tersebut dapat berupa sebagai berikut :
1.
Membaca cerita/dongeng yang diikuti
dangan aktivitas menulis synopsis atau resensi.
2.
Membaca puisi dan mengubahnya menjadi
prosa atau menulis resensi.
3.
Membaca dan menulis petunjuk,
pengumuman, poster, iklan, dan surat.
4.
Menulis rangkuman bacaan.
Kegiatan Belajar 3
KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN FOKUS
MEMBACA
Dalam komunikasi
sesungguhnya dalam kehidupan masyarakat, biasanya beberapa jenis keterampilan
berbahasa digunakan secara simultan atau secara bergantian. Oleh karena itu,
penyajian pelajaran membaca hendaknya tidak disajikan secara terisolasi dari
jenis-jenis keterampilan berbahasa lainya. Inin mengingat pula proses membaca
merupakan tingkah laku yang kompleks, yang memerlukan berbagai strategi dalam
pemrosesan informasi secara top-down dan botton-down.
Modul 9
|
KETERPADUAN KETERAMPILAN MENULIS
DENGAN FOKUS MEMBACA
Dalam belajar
melakukan aktifitas membaca sesunggunya, sering kali kita harus menyertainya
dengan aktivas menulis. Ketika belajar membaca pun tampaknya aktivitas menulis
tidak dapat diabaikan.
Dalam aktivitas prep, pengisian formulir tanggapan
terhadap buku, menlis sinonim dan hiponim,
menulis bagian-bagian dari teks yang tidak lengkap, menlis ringkasan
buku, yang semuanya merupakan contoh-contoh rancangan pelajaran membaca yang
dikemukakan pada bagian terdahulu, tampak jelas bahwa keterampilan menulis merupakan bagian yang padu dari
pel;ajaran membaca.
Kegiatan Belajar 2
KETERPADUAN KETERAMPILAN MENULIS
DENGAN FOKUS MEMBACA
A.
Prep,
Mengembangkan Asosiasi Sementis
Menurut
Langer dalam Mikulecky (1990:41), Prep (Pre-reading
preparaty instruction) dapat disiapkan dan dilakukan untuk membantu murid-murid
mengaktifkan konsep-konsep dan latar belakang pengetahuan yang sudah mereka
miliki sebelum memulai membaca.
B.
Formulir
Tanggapan Terhadap Buku (Book Response
sheet)
C.
Menulis
Sinonim dan Hiponim
D.
Melengkapi
Bagian-bagian Bacaan
E.
Menulis
Ringkasan Bacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar